Dalam dekade terakhir, pemeriksaan atas karakteristik kepribadian mempunyai pengaruh besar pada kehidupan manusia Indonesia. Kebanyakan dari mereka yang bersekolah, masuk perguruan tinggi, melamar pekerjaan, seleksi jabatan tertentu, pernah mengikuti suatu pemeriksaan psikologi. Demikian pula dengan seorang yang berkecimpung dalam dunia HRD, seorang Konselor dan Trainer, juga membutuhkan berbagai metode pengetahuan alat psikologis untuk ‘memetakan’ kepribadian seseorang yang cocok dalam lingkung pekerjaannya.
Misalnya, dalam suatu pekerjaanpun dibutuhkan informasi mengenai karakter karyawan agar pimpinan dapat menempatkan karyawan sesuai dengan kepribadiannya sehingga pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik. Dalam Bimbingan Konseling, informasi mengenai siswa/konseli sangat dibutuhkan demi tercapainya tujuan dari konseling dan memperlancar proses konseling itu sendiri.
Untuk mengetahui karakter seseorang maka kami menawarkan pelatihan beberapa alternatif tes kepribadian yang memungkinkan untuk membantu tugas-tugas “memetakan” kepribadian seseorang. Tentu dengan cara yang mudah untuk dipahami bagi mereka yang bukan berlatar belakang Psikologi sekalipun :
Adapun materi alat potensi diri adalah :
1. Alat test potensi diri MBTI (Myers-Briggs Type Indicator).
2. Alat test potensi diri RMIB (Rothwell Miller Interest Blank).
3. Alat test potensi diri DISC (Dominance, Influence, Steadiness dan Compliance).
4. Alat test potensi diri GRAFIS
5. Alat test potensi diri GRAFOLOGI
6. Alat test potensi diri ARKETIPE (tarot nusantara)
7. Alat test potensi diri Enneagram
8. Dan lain-lain
Materi alat test prikologi potensi diri dan akademik
1. Alat test potensi diri MBTI (Myers-Briggs Type Indicator).
Alat tes kepribadian Myers-Briggs Type Indicator atau lebih dikenal dengan istilah alat tes MBTI adalah sebuah kuesioner psikometri yang didisain untuk memetakan tipe kepribadian, mengukur preferensi manusia secara psikologi, bagaimana manusia bersikap dalam kehidupannya serta bagaimana membuat keputusan baik dalam dunia kerja maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Bukan itu saja, bagi perusahaan, tes ini bisa menjadi andalan dalam menilai kepribadian para karyawannya untuk melihat tingkat kinerja kolektif yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan. Dengan kata lain, bagi perusahaan, tes kepribadian MBTI ini merupakan salah satu alat untuk mengukur tingkat pencapaian yang telah diraih dari sisi kekuatan sumber daya manusia yang diperlihatkan dari karakter-karakter yang muncul dari kinerja para karyawannya.
Dari hasil jawaban pertanyaan yang diajukan, kita dapat menempatkan seseorang atau diri kita di salah satu jenis dari 16 tipe kepribadian menonjol, kelemahan dan penyeimbangnya. Bahkan segala yang disukai maupun tidak, pilihan pekerjaan, kompatibilitas dengan orang lain dan sebagainya. Dalam hal ini tidak ada tipe yang sangat negatif, atau positif karena alat ini hanya membuka kepribadian untuk sebuah eksplorasi.
Dengan demikian MBTI digunakan untuk mengidentifikasi jawaban seseorang, mengenali reaksinya, maka dengan mudah menjadi acuan dasar dari orang-orang tersebut tentang persepsi dan pertimbangannya. Lagi pula kita tak perlu susah-susah mengola diri sendiri saat menghadapi masalah dan tak perlu mengeluarkan biaya tinggi untuk menemukan citra diri sendiri. Yang perlu disadari adalah menyakinkan diri bahwa dengan mengenal siapa diri kita, kita sudah memiliki modal untuk membuka keleluasaaan jalan hidup.
Kita dengan mudah menggunakan kamera MBTI untuk memotret kecendrungan kepribadian kita. Alat ini tidak bermaksud untuk memisahkan apakah kita memiliki pribadi baik atau buruk. Nilai dari sebuah kepribadian tidak ada yang baik atau buruk. Karena nilai dari sebuah kepribadian adalah kemampuan dalam menyeimbangkan diri ketika menghadapi situasi sekarang maupun masa depan. Namun perlu juga diingat bahwa pengaruh lingkungan sangatlah kuat terhadap tingkat perubahan prilaku kepribadian.
Dengan memahami diri sendiri dan perbedaan antar manusia dalam sebuah komunitas, maka apikasi dari metode MBTI ini secara umum dapat diterapkan pada beberapa bidang seperti konsultasi pribadi dan karier, team building, group dinamics, pengembangan kepribadian secara profesional, pemasaran, pelatihan kepemimpinan dll.
2. Alat test potensi diri RMIB (Rothwell Miller Interest Blank).
Tes ini disusun dengan tujuan untuk mengukur interest seseorang berdasarkan sikap seseorang terhadap suatu pekerjaan. hal yang didasarkan atas ide-ide stereotype terhadap pekerjaan yang bersangkutan. Pemikiran yang mendasari pembentukan tes ini adalah bahwa setiap orang memiliki konsep-konsep stereotype terhadap jenis-jenis pekerjaan yang tersedia atau yang disediakan oleh masyarakat, dan yang kemudian memilih pekerjaan yang sesuai dengan ide-ide tersebut, meskipun terdapat juga stereotype yang tidak berdasarkan ide tertentu atau tidak ada hubungannya sama sekali dengan pekerjaan yang dimaksud. stereotype seperti ini lebih banyak mendasarkan konsepnya pada hal-hal yang menarik daripada hal-hal yang merupakan kekhususan dari pekerjaan tersebut. dan keadaan semacam ini sangat memungkinkan terjadinya atau timbulnya stereotype yang benar atau salah sama sekali.
Misalnya saja stereotype dari pegawai bank adalah oraqng yang selalu berhubungan dengan pembayaran atau uang adalah benar . tetapi pendapat umum yang mengatakan bahwa pekerjaan seorang pramugari adalah pekerjaan yang penuh dengan hal-hal yang menyenangkan, seperti jalan-jalan keluar negeri, gaji besar dan sebagainya adalah tidak sesuai dengan kenyataan, seperti tugas melayani penumpang yang justru merupakan tugas pokok dari seorang pramugari.
Tapi tujuan terpenting dari tes ini bukanlah hanya sekedar untuk mengetahui kebenaran dari stereotype tersebut, tetapi untuk mengetahui bahwa konsep tersebut benar-benar ada dan dapat merupakan pengaruh yang kuat terhadapa konsep-konsep seseorang mengenal suatu pekerjaan karena biasanya apabila seseorang menyatakan suka atau tidak suka terhadapa suatu pekerjaan tertentu, maka mereka juga memperlihatkan sikap yang sama terhadapnya idenya, meskipun secara kenyataan banyak pekerjaan yang berbeda dengan konsepnya.
3. Alat test potensi diri DISC (Dominance, Influence, Steadiness dan Compliance).
Alat tes DISC adalah sebuah alat untuk memahami tipe tipe perilaku dan gaya kepribadian, yang pertama kali dikembangkan oleh William Moulton Marston. Dalam penerapannya di dunia bisnis dan usaha, alat ini telah membuka wawasan dan pemikiran, baik secara professional maupun secara personal.
Dalam tes DISC tersebut membagi 4 tipe perilaku individu ketika berinteraksi dengan lingkungannya, yakni Dominance, Influence, Steadiness dan Compliance. Ini merupakan suatu konstruksi yang cukup kompleks, dan tidak mudah digambarkan dengan satu kata saja, tetapi dapat dikelompokkan sebagai unsur ketegasan (assertiveness), komunikasi (communication), kesabaran (patience) dan struktur (structure).
DISC merupakan model perilaku yang membantu setiap manusia memahami“mengapa seseorang melakukan apa yang dilakukannya”. Disamping itu dinamika dimensi Dominance, Influencing, Steadiness, dan Conscientiousness pada setiap orang yang berbeda membentuk model DISC pribadi dan menggambarkan perilaku masing masing.
4. Alat test potensi diri ARKETIPE (TAROT PSIKOLOGI)
Tarot Psikologi melalui kartu bergambar nuansa Nusantara, menawarkan alternatif alat bantu untuk melihat kekuatan, kelemahan dan dinamika kepribadian seseorang. Berbeda dengan pandangan umum, Tarot nusantara disini tidaklah identik dengan mistis apalagi supranaturaL karena dibuat berdasarkan gambar yang dikenal bagi masyarakat Indonesia dan sesuai dengan pola psikologi Archetype, yaitu sebuah pola kepribadian bersadarkan adat, suku, budaya, agama dan sosial masyarakat setempat. Dengan cara ini kita akan dapat melihat keselarasan Tarot Nusantara dengan teori kepribadian CG. Jung (Psikolog terkemuka) dan tipologi kepribadian antara Kekuatan, kelemahan, kekhawatiran dan harapan seseorang melalui 4 elemen tarot dan Arcana Mayor, juga melihat dinamika kepribadian melalui tebaran-tebaran dasar.
Bagi yang berminat untuk mempelajari dan menjelajah pola ketidak-sadaran manusia, kami membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin mempelajarinya. Selain dapat digunakan untuk pengembangan diri pribadi, juga dapat dipakai untuk membantu orang lain yang membutuhkannya melalui proses konseling. Kunci ketrampilan menggunakannya terletak pada pengalaman seseorang dalam mempraktekkan penggunaan tool ini berikut penguasaan materi mengenai arti dari tiap-tiap gambar yang muncul. Untuk itu, diperlukan pengetahuan dan keberanian untuk memulainya.
5. Alat test potensi diri GRAFIS
Dalam kehidupan sehari – hari untuk memahami seseorang atau melakukan sebuah konseling pastilah dibutuhkan pengetahun mengenai kepribadian dan karakteristik orang tersebut. Bahkan dalam suatu pekerjaanpun dibutuhkan informasi mengenai karakter karyawan agar pimpinan perusahaan dapat menempatkan karyawannya sesuai dengan kepribadiannya, sehingga pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik. Dalam Bimbingan Konseling, informasi mengenai siswa sangat dibutuhkan demi tercapainya tujuan dan memperlancar proses konseling itu sendiri. Untuk mengetahui karakter seseorang maka digunakan salah satunya dengan cara melalui tes kepribadian.
Salah satunya adalah Tes grafis yang merupakan bagian dari tes proyektif di ilmu psikologi. Mengapa ?. Karena hanya dengan memegang pensil/ pulpen yang akan dituangkan ke dalam sebuah kertas, sesungguhnya kita sedang menstimulasi pikiran bawah sadar, maka bisa dikatakan bahwa tulisan atau coretan gambar bisa mengungkapkan berbagai perasaan emosi si penulisnya. Tes grafis disebut juga sebagai ‘paper and pencil test’, karena hanya melibatkan 2 bahan tersebut dan dianggap sebagai tes yang sederhana dan murah. Sederhana karena tugas yang diberikan tidaklah rumit, mudah dimengerti subyek dan waktu pengerjaan tidak lama. Murah karena hanya melibatkan beberapa lembar kerja kertas dan sebatang pensil/ pulpen.
Alat tes Grafis antara lain Grafologi, House Tree Person (HTP), Draw Analisys Person (DAP) dan tes BAUM.
a. TES GRAFOLOGI
GrafologI adalah ilmu yang mempelajari tentang analisa tulisan tangan untuk mengintepretasi karakter dan kepribadian seseorang, termasuk ’identitas’ diri seseorang. Grafologi merupakan alat tes kepribadian yang sangat sederhana dan tidak bias. Menulis adalah gerakan motorik yang dihasilkan oleh kontraksi sistem syaraf dan otot, yang merupakan refleksi dari pikiran sadar dan pikiran bawah sadar manusia. Pikiran sadar akan mengatur apa yang ditulis sedangkan pikiran bawah sadar akan mengatur cara tulisan tersebut dibuat. Oleh karena itu, tulisan tangan merupakan cerminan dari pikiran, suasana hati, spontanitas dan cara pandang seseorang tentang keseluruhan lingkungannya. Beratus – ratus tahun yang lalu, Aristoteles membagi manusia ke dalam tiga aspek yaitu body, mind and spirit atau sekarang lebih dikenal dengan istilah physical, mental and emotional.
Tulisan tangan dan tanda tangan seseorang bersifat unik sehingga tidak mungkin sama dengan tulisan atau tanda tangan orang lain. Dengan demikian apabila tulisan tangan kita dimasukkan ke dalam ratusan tumpukan tulisan tangan orang lain, maka kita akan tetap dapat mengenali tulisan tangan atau tanda tangan kita sendiri. Melalui Grafologi dapat diketahui kondisi body/physical khususnya kesehatan penulis, termasuk didalamnya kondisi fisik yang tertentu seperti ketergantungan pada obat‐obatan atau alkohol dan juga dorongan fisik yang dimiliki oleh penulisnya (termasuk kecenderungan agresif, kasar dan dorongan sexual).
Beberapa contoh manfaat grafologi yaitu :
- Bidang industri : untuk membantu mengetahui kepribadian/karakter, termasuk di dalamnya dishonestynya, membantu pada proses recruitment dan penempatan karyawan.
- Bidang kemiliteran (TNI & POLRI) : sebagai alat untuk membantu mengungkap kebohongan tersangka kejahatan.
- Bidang psikologi : untuk mendeteksi kecenderungan abnormalitas pada klien.
- Bidang pendidikan : membantu untuk penempatan jurusan setelah lulus kuliah, mengenal bakat dan minat siswa.
Dan masih ada lagi manfaatnya, misalnya lagi untuk lingkungan keluarga, untuk membantu lebih saling memahami karakter pasangan masing – masing, sehingga terjadinya saling pengertian satu sama lain, untuk mengetahui kepribadian anak, apakah anak memilki kecenderungan abnormalitas pada seksualitasnya, psikologisnya, ataupun emosi, kcenderungan berbohong, bahkan mengetahui kecenderungan bakat si anak.
b. TES HOUSE TREE PERSON (HTP)
Pencipta : John N. Buck. Dikembangkan oleh tahun 1947 dan bertujuan untuk mengukur fungsi/ kematangan intelektual dan meyakini bahwa gambar rumah dan pohon juga dapat memberikan informasi yang relevan mengenai kepribadian individu. Dengan metode ini diyakini juga bahwa goresan gambar seseorang (dalam hal ini gambar rumah, pohon dan orang) dapat mewakili karakter pribadinya. HTP merupakan salah satu tes grafis yang berguna untuk melengkapi tes grafis yang lain.
Dalam beberapa hal metode ini digunakan oleh para ahli jiwa untuk mendapatkan data yang cukup signifikan yang mempunyai sifat diagnosa atau prognosa mengenai keseluruhan pribadi individu yang bersangkutan, juga dapat mengetahui bagaimana interaksi pribadi dengan lingkungan baik yang umum ataupun spesifik. Menurut John Duck, HTP digunakan untuk mendapatkan data tentang kemajuan individu yang dikenai suatu treatment. Baik HTP ataupun tes grafis lainnya dapat disertai dengan warna dan interpretasinya mencakup juga sesuai atau tidak sesuainya penggunaan warna terhadap objek. Yang paling penting di interpretasi adalah orientasi individu (terhadap ruang dan daya abstraksi).
c. Tes DRAW ANALISYS PERSON (DAP)
Tes DAP (Draw A Person) atau juga sering disebut DAM (Draw A Man) merupakan salah satu bentuk alat tes Psikologi yang sering kita jumpai di saat proses assessment psikologi. Tes DAP atau DAM termasuk tes individual. Pada tahun 1926, Goodenough mengembangkan Draw-A-Man (DAM) Test untuk memprediksi kemampuan kognitif anak yang direfleksikan dari kualitas hasil gambarnya. Asumsinya: akurasi dan detail gambar yang dihasilkan menunjukkan tingkat kematangan intelektual.
Tes ini mudah diinterpretasikan dan banyak digunakan di berbagai negara karena tidak ada hambatan bahasa, hambatan budaya dan komunikasi antara penguji dan peserta tes. Biasannya, DAP digunakan dalam berbagai tujuan sehingga bersifat universal.
Di Indonesia, tes ini banyak digunakan untuk perekrutan pegawai swasta, pegawai pemerintah, dan lembaga lainnya. Dalam pengerjaan tes ini, bisa dilakukan secara kelompok atau individual. Tes kelompok biasanya digunakan dalam perekrerutan pegawai yang berjumlah banyak (misalnya perekrutan pegawai PNS), sementara, tes individual digunakan untuk perekrutan pegawai dengan kualifikasi tertentu dan kuantitas sangat terbatas.
Anda sebagai peserta tes akan diminta oleh pengawas untuk menggambar tiga orang pada tiga lembar terpisah yaitu gambar laki-laki, gambar perempuan dan gambar Anda sendiri. Tapi, jika Anda dites dalam sebuah kelompok, Anda hanya akan diminta untuk menggambar satu orang. Usahakan sesuai dengan jenis kelamin Anda sendiri. Identitas diri ditulis pada bagian belakang kertas supaya bidang gambar tetap bersih. Tapi tergantung pada permintaan pengawas. Intinya dengarkan setiap petunjuk dari pengawas.
Dalam tes kelompok peserta hanya diminta menggambar satu orang saja untuk menghemat waktu. Waktu yang diberikan pengawas biasanya berkisar antara 10 sampai 15 menit.
Tujuan dari tes DAP ini yaitu sebagai alat pembantu untuk memahami stuktur kepribadian dan hal-hal bersifat fisik, tidak dapat memprediksi apa yang mungkin akan terjadi secara tepat apabila semua data yang terlibat dengan subyek tidak diprediksi dan di kontrol.
d. Tes BAUM
Tes Psikologi “Baum Test” atau yang lebih dikenal dengan “Tree Test” adalah tes psikologi yang diciptakan oleh Emil Jucker yang kemudian dikembangkan dan dipublikasikan pertama kali oleh Karl Koch pada tahun 1959. Alasan pemilihan pohon oleh Jucker sebagai objek gambar adalah pohon selalu tumbuh dan berkembang, serta hasil penelitian budaya menunjukkan bahwa pohon memiliki makna penting bagi manusia dan pohon dianggap mewakili manusia. Instruksi yang WAJIB diikuti dan tidak boleh dilanggar adalah menggambar pohon berkayu, dan tidak boleh menggambar pohon seperti perdu, pinus/cemara, palma/kelapa, bambu, beringin, randu, pisang, dan rumput-rumputan. Setelah menggambar pohon, peserta diminta menulis nama atau jenis pohon yang digambar.
Fungsi dari tes ini adalah untuk menilai karakter dan kepribadian seseorang dengan cara menganalisa gambar pohon yang dibuat oleh peserta tes. Hal ini dapat diketahui dari bentuk gambar, kelengkapan gambar, kerapian, cara menggambar, dan dari aspek-aspek lainnya.
6. Arketipe (Tarot psikologi in Parenting)
Anda sebagai orang tua sudah tahu & belajar ilmu parenting, tapi kenapa masih saja memarahi anak dengan keras?
Tapi kenapa masih saja mengancam tanpa tindakan ?
Tapi kenapa masih saja terlalu sering menyogok agar anak melakukan sesuatu ?
Tapi kenapa masih saja berbohong/mengarang cerita kepada anak ?
Tapi kenapa masih saja membandingkan dengan saudara kandungnya ?
Menjadi orangtua yang baik bagi anak-anak kita merupakan suatu proses yang perlu diperbaharui dari hari ke hari. Hal ini dikarenakan menjadi orangtua yang baik merupakan seni dan bukan sebuah pelajaran matematis yang sudah pasti jawabannya.
Nah, pembelajaran menjadi orangtua tidak hanya menuntut niat/keinginan saja tapi juga menuntut suatu kesiapan. Kesiapan diri yaitu mental dan memiliki jiwa yang bebas dari emosi negatif serta pengalaman trauma merupakan salah satu modal dasar untuk mampu menjadi orangtua terbaik yang bisa dimiliki oleh anak-anak kita.
Mengapa demikian ?
Proses pengasuhan merupakan suatu proses interaksi yang kompleks. Emosi, tenaga dan pikirannya dibutuhkan di sini. Stamina yang baik berasal dari keadaan diri yang tenang dan bebas. Masih adanya pengalaman ataupun emosi negatif akan mengikis habis tiap stamina yang telah kita bangun. Itulah sebabnya mengapa kita sering merasa marah kepada anak kita padahal tahu kemarahan tidak akan membantu anak untuk mempelajari pelajaran hidup yang perlu ia ketahui. Itulah sebabnya mengapa kita sering membenci diri kita sendiri karena merasa tidak mampu mengendalikan diri sendiri dan menjadi teladan yang baik bagi anak-anak kita.
Tarot Psikologi adalah media/alat bantu proyektif ilmiah dan alamiah untuk mengungkap dinamika kepribadian, program bawah sadar, pola perilaku Anda, serta tentu saja bisa menemukan mental blok ataupun trauma masa lalu yang selama ini menjadi bayang bayang peran sebagai orang tua ideal. Hal tersebut juga telah diamini oleh seorang pakar psikologi Carl Gustav Jung bahwa simbol dalam kartu tarot merupakan archetype dari ketidaksadaran kolektif manusia, dimana semuanya bergerak atas dasar prinsip sinkronitas. Sehingga Tarot Psikologi, merupakan sebuah metode yang ilmiah dan alamiah untuk menyingkap program pikiran bawah sadar manusia. Dengan mengetahui program pikiran bawah sadar, maka seseorang dapat melakukan evaluasi, re – edukasi bahkan terapi untuk menjadikan hidup menjadi lebih baik.
Ketika Anda mengetahui mental blok yang selama ini menjadi bayang bayang Anda, Anda mampu mengambil sikap/tindakan untuk merelease dan menjadi lebih bijaksana sebagai orang tua.
Dengan mengkombinasikan ilmu parenting dan Kartu tarot psikologi ini, Anda mampu dan tahu tindakan yg sebaiknya Anda lakukan sebagai orang tua yg ideal.
Siapa saya yang bisa mengikuti pelatihan ini : Pimpinan, manager, HRD, psikolog, Guru, Trainer dan lain-lain maupun kelompok perusahaan dan komunitas.
Hal lain bisa menghubungi :
Subconscio Psychological System
Jalan Rakai Warak II/3 no. 234 Komp. Gunung Sempu Jogjakarta 55183
0813 28 707876 (WA) / 0857 2574 4857 /0878 3871 6275
(sebaiknya tidak SMS)