Kita memasuki jaman baru dengan paradigma yang baru.Di abad sebelumnya kita menyaksikan kemajuan material paling mengagumkan sepanjang sejarah dengan adanya penemuan demi penemuan. Namun abad ini kita sedang memulai kemajuan hebat di sisi yang lain yaitu dalam hal eksplorasi kekuatan mental serta kekuatan spiritual. Salah satunya telah diungkap dalam bidang Psikologi, dimana sedikit demi sedikit paradiga Psikologi mulai bergeser ke ranah yang lebih tinggi yaitu ranah spiritual atau ranah transendental yang menjadikan pendekatan dan paradigma yang baru dalam dunia psikologi, yaitu Psikologi Transpersonal. Tokoh yang menjuluki psikologi transpersonal sebagai ’kekuatan keempat dalam psikologi’, yang melengkapi tiga aliran besar yang telah ada sebelumnya:
Psikoanalisis, Behavioristik, dan Psikologi Humanistik, adalah Abraham Maslow. Maslow menemukan bahwa beberapa orang yang mencari aktualisasi diri mengalami pengalaman puncak (peak experience).Pada tahun 1968, Maslow menulis: ”Saya memandang humanistik, kekuatan psikologi ketiga menjadi transisi, persiapan menuju ke arah yang lebih tinggi, kekuatan keempat psikologi yaitu transpersonal, transhuman, yang lebih terpusat pada kosmos, bukan pada kebutuhan dan minat manusia, yang berlangsung melampaui batas-batas kemanusiaan, identitas, aktualisasi diri, dan keinginan-keinginan”.Maslow menemukan bahwa beberapa orang yang mencari aktualisasi diri mengalami pengalaman puncak (peak experience) atau pengalaman transenden, sedangkan yang lainnya tidak mengalaminya.
Dapat dikatakan bahwa terdapat dua hal penting yang membedakan antara self actualisation dan self transcendence, sehingga hal ini merupakan titik perpindahan dari Psikologi Humanistik ke arah Psikologi Transpersonal.Secara harfiah kata transpersonal berasal dari kata ”trans” = melewati dan ”personal”= pribadi. Kepribadian dalam bahasa Inggris adalah personality; sementara personality berasal dari kata persona yang berarti topeng. Transpersonal dalam banyak literatur berarti melewati atau melalui “topeng”, dengan kata lain melewati tingkat personal.Daniel (2005) dalam bukunya berjudul Introduction to Transpersonal Psychology berpendapat bahwa psikologi transpersonal adalah suatu cabang psikologi yang memberi perhatian pada studi terhadap keadaan dan proses pengalaman manusia yang lebih dalam dan luas, atau suatu sensasi yang lebih besar dari koneksitas terhadap orang lain dan alam semesta, atau merupakan dimensi spiritual.Carl Gustav Jung adalah tokoh yang penting dalam Psikologi Transpersonal. Dalam tulisannya tentang ketidak-sadaran kolektif, Jung menyatakan bahwa ketidak-sadaran kolektif dialami oleh semua orang, dan melalui hal tersebut manusia dihubungkan satu sama lain dalam cara yang sangat mendasar.
Archetype sebagaimana self, shadow, sisi baik dan buruk, semuanya mewakili isi ketidak-sadaran kolektif dan merupakan dasar dari pengalaman transpersonal.Ketika seseorang dapat mengalami Archetype secara tidak langsung melalui mimpi, upacara ritual dan berbagai simbol, serta pengalaman mistik, menurut Jung hal itu merupakan pengalaman Archetype yang langsung. Jung juga menyatakan bahwa pengalaman spiritual sebagai tanda kesehatan mental, yang akhirnya dapat membebaskan seseorang dari gangguan jiwa.Oleh karena itu, J. Rowan (1993) dalam bukunya The Transpersonal: Psychotherapy and Counseling, memaparkan beberapa pengalaman transpersonal yang dapat digunakan terapis agar dapat mengakses kesadaran yang halus dalam hubungan terapeutik, di antaranya: kebangkitan spiritual, mimpi, pandangan mitologi, pengalaman mistis, intuisi, perjalanan shamanik, meditasi atau doa, imagery, dan bayangan (shadow) serta sistem simbol. Rowan menyebutkan bahwa sistem simbol tersebut dapat digunakan untuk mengakses ketidak-sadaran klien yang dapat digunakan sebagai petunjuk dalam melihat permasalahan klien khususnya ketika melakukan ‘Psikoterapi Transpersonal’.Sistem simbol yang disebutkan oleh Rowan yaitu kartu Tarot dan Astrologi.
Seperti yang dituliskan dalam bukunya : “Jika terapis memiliki pemahaman yang baik terhadap sistem simbol (misalnya astrologi atau kartu Tarot) maka akan sangat membantu klien ketika berhadapan dengan batas – batas kesadaran. Sistem simbol ini dapat digunakan sebagai petunjuk tentang dimana klien akan menjadi, atau dimana ia dapat melanjutkan. Bagi beberapa orang, gagasan ini mungkin tidak bisa diterima karena dianggap tahayul. Namun Rowan mengatakan bahwa sistem simbol ini dapat melayani jiwa (soul), karena dapat membuka saluran intuisi dan menjadi cara yang baik dalam berkomunikasi pada klien pada tingkatan tertentu”Oleh Karena itu, kartu Tarot merupakan bagian dari konsepsi ketidak-sadaran kolektif manusia, sehingga manusia saling terhubung satu sama lain. Archetype sebagaimana self, shadow, sisi baik dan buruk yang semuanya mewakili isi ketidak-sadaran kolektif dan merupakan dasar dari pengalaman transpersonal.
Seseorang dapat menyingkap isi dari ketidak-sadaran secara tidak langsung melalui mimpi, pengalaman spiritual serta sistem simbol. Tarot merupakan sistem simbol yang sudah disusun sedemikian rupa, untuk dapat mengungkap apa yang ada dalam ketidak-sadaran klien. Sistem simbol tersebut, telah memiliki makna baik secara baku maupun secara intuitif dari seorang terapis dalam menyingkap ketidak-sadarannya. Oleh karena itu, Jung menyebutnya Sinchronity ketika sebuah kartu Tarot dapat sesuai dengan apa yang ada dalam ketidak-sadaran kita (klien). Karena hal tersebut bagian dari hukum keterhubungan itu sendiri.Karena kartu Tarot dapat mengungkap isi dari ketidak-sadaran, didalamnya memuat Archetype, self, shadow, sisi baik dan buruk.Isi ketidak-sadaran kolektif tersebut dapat mengantarkan klien dalam memperbaiki dirinya untuk menuju kepada tingkatan yang lebih tinggi, yaitu Transendental. Dalam kondisi transendental, seseorang menjadi ‘unlimited being’, dimana ia telah terhubung atas alam semesta. Sehingga tidak heran, orang – orang seperti iniliah, keberlimpahan akan senantiasa mendatanginya.
Hisyam A Fachri
Mind Therapy Psychology Transpersonal
Jasa Psikologi Indonesia, Penulis buku The Real Art of Tarot dan pencipta kartu Tarot Nusantara